Jumat, 25 November 2011

Siapa Bilang Facebook Haram?

Siapa Bilang Facebook Haram?
Oleh: Pdt. Rudy R. Sirait, S.Th, MA.CE

      Fatwa yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa bulan lalu perihal pengharaman Facebook menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menganggap terlalu berlebihan karena pengharaman Facebook dapat mendorong rakyat menjadi gagap teknologi. Bahkan ada yang berkomentar kenapa Facebook diharamkan tetapi korupsi tidak diharamkan? Seorang lainnya dengan nada sengit berkata, “Jangan Facebook yang disalahkan. Tapi penggunanya yang harus hati-hati. Semua itu tergantung dari niat dan kesempatan.” Dan masih banyak komentar lain yang senada dengan itu perihal ketidak setujuan untuk mengharamkan Facebook.
      Perbedaaan pendapat adalah hal yang wajar dalam kelangsungan hidup di negara yang mengusung suatu demokrasi. Bangsa yang tidak dapat menerima perbedaan menunjukkan kekerdilan bangsa tersebut serta juga “men-zolimi” hakekat dari suatu demokrasi. Tetapi secara pribadi saya meyakini bahwa MUI bermaksud baik dengan fatwa yang dikeluarkannya. Tentulah demi perwujudan kelangsungan hidup yang baik serta niatan untuk menyelamatkan moral anak bangsa dari imbas negatif jejaringan sosial Facebook.   

1. Sekilas Perihal Facebook 

      Facebook adalah sebuah situs di internet yang bermanfaat untuk menjalin hubungan atau jejaringan antar manusia di seluruh dunia. Facebook sering disebut sebagai jejaringan sosial yang awal mulanya menggunakan nama “thefacebook” yang alamatnya di internet adalah “thefacebook.com”. Selanjutnya berubah menjadi Facebook yang kerap disingkat sebagai FB. Pendirinya adalah seorang yang bernama Mark Zuckerberg yang saat studi di Harvard bersama dengan rekan-rekan kuliahnya seperti Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes membuat situs Facebook di sebuah kamar asrama semasa kuliah di Universitas Harvard hingga akhirnya meluncurkan situs ini pada tanggal 4 Februari 2004 di Los Angeles.
      Disinyalir pendiri Facebook, Mark Zuckerberg adalah anak di luar nikah dari milioner Bill Gates. Sejak kecil ia sudah tertarik dengan pemrograman Komputer. Seseorang yang pernah kuliah Universitas Harvard tetapi memutuskan untuk tidak melanjutkan studi agar dapat fokus pada usaha yang dirintisnya. Pada usia 23 tahun Mark Zuckerberg sudah menjadi milyoner dengan kekayaan mencapai 1,5 milyar USD. Menurut versi majalah Forbes, Mark Zuckerberg sebagai orang terkaya di dunia dalam urutan ke-785. Kesuksesan usahanya sangatlah mengagumkan hingga  akhirnya diminati oleh Microsoft yang kemudian membeli Facebook dengan harga 240 juta USD pada tahun 2008. Banyak khalayak menyebut Mark Zuckerberg sebagai Bill Gates muda, mungkin karena keduanya memiliki latar belakang yang sama, putus kuliah dari Universitas Harvard dan juga sama-sama bergerak di dunia informasi teknologi serta seseorang yang menjadi milioner pada usia muda.
      Pada awalnya Facebook dibatasi hanya untuk mahasiswa Harvard College. Dalam dua minggu setelah didirikan, satu pertiga mahasiswa Harvard menjadi anggotnya. Dalam dua bulan berikutnya keanggotaannya diperluas ke sekolah lainnya yang masuk dalam kelompok “Ivy League”. Dalam kurun waktu setahun penggunanya kian meningkat bukan hanya lagi diperuntukkan untuk kalangan universitas atau antar perusahan besar saja tetapi juga berlaku untuk umum. Hingga pada bulan Juli 2007, Facebook sudah menjadi jejaringan sosial yang pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berbasis pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif di selutuh dunia. Sejak September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 dari banyaknya situs on line yang paling banyak dikunjungi. Bukan itu saja, Facebook bahkan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat dengan memuat 8,5 juta foto setiap harinya, mengalahkan situs publik lainnya seperti Flickr.
    Facebook sudah menjadi sangat popular di dunia karena menjadi trend terbaru untuk bergaul dengan sesama. Berbagai lapisan masyarakat dunia, baik orang dewasa, kaum remaja bahkan anak-anak sudah tidak asing lagi dengan Facebook. Bahkan bila ada yang belum mengetahuinya dianggap “norak” atau ketinggalan zaman. Informasi yang saya dapatkan bahkan menyebutkan bahwa Indonesia adalah Negara yang paling banyak menggunakan jasa Facebook.
    Secara umum, tujuan orang membuat akun Facebook bisanya sebagai sarana untuk menambah teman, mencari teman yang lama tidak berjumpa, bermain kuiz dan bertransaksi bisnis. Dalam kodradnya sebagai mahluk social (homo homini socius) dan mahkluk kerja (man of work), wajarlah bila jaringan sosial (social network) Facebook diminati oleh banyak orang karena bersifat publikatif, aspiratif, akomodatif dan juga bisa menghasilkan profit.

2.  Imbas Positif Facebook

      Facebook dapat menjadi wadah positif untuk “bersilaturahmi” atau menjalin tali persaudaraan dengan sesama. Karena Facebook dapat menembus ruang dan waktu maka rekan atau kolega yang berada di lokasi yang sangat jauh pun dapat secara cepat dikunjungi untuk bersilaturahmi dengannya. Biaya bersilaturahmi dengan menggunkan jasa Facebook juga sangatlah ekonomis, berbeda halnya dengan menggunakan jasa telephone atau paket surat. Beberapa rekan yang sudah puluhan tahun tidak saya ketahui bagaimana kabar dan juntrungannya kembali dapat bersilaturahmi dengan mereka karena jasa dari Facebook. Terima kasih facebook.
Facebook juga bermanfaan untuk menyatakan kepedulian sosial. Masih ingat dengan kasus Mbak Prita yang bersitegang dengan Rumah Sakit Omni Jakarta?  Jujur, saya sangat kagum kepada kepedulian rakyat Indonesia dalam membela kaum yang lemah sehingga Prita dapat dibebaskan dari jerat hukuman penjara. Bukan hanya itu saja, uang koin sejumlah enam ratus juta rupiah dapat dikumpulkan melalui Facebook ini untuk meringankan bebannya.
      Facebook juga memiliki potensi pasar yang sangat tinggi dan tidaklah mengherankan bila para pebisnis juga kerap menggunakan jasa Facebook untuk menjajakan produk usahanya dan banyak di antara mereka yang meraih keuntungan besar olehnya. Beberapa rekan yang saya tanyakan perihal mengapa mereka berdagang di Facebook, dijawaban secara sederhana, karena praktis dan ekonomis. Begitu pula dengan mereka yang menjadi konsumen, menjawab dengan hal yang sama.
      Para pemimpin bangsa ini juga sebaiknya tidak menutup mata karena saat pemilu tahun lalu Facebook juga menjadi piranti politik untuk berkampanye dan upaya menggalang massa agar memutuskan pilihan pada dirinya saat pemilihan umum dilaksanakan. Wah, rupanya Facebook juga bisa menjadi kendaraan politik, tetapi setelah itu Facebook jangan dipolitis dong…

3.  Imbas Negatif Facebook

      Pada tanggal 16 Februari 2010, Polwiltabes Surabaya menggelar diskusi di Gedung Bhara Wira Sasana, Surabaya perihal kasus Facebook dan Trafficking (perdagangan manusia). Sedikitnya 25 korban yang rata-rata adalah pelajar SMA, melapor ke Polisi perihal kasus yang terjadi setelah berkenalan dengan pria di jejaringan sosial Facebook dan aneka tindak kejahatan lainnya, termasuk human trafficking. Tragisnya dari banyaknya kasus yang ada, baru berhasil diselesaikan segelintir saja.
      Akhir-akhir ini bayak para Orang tua yang merasa cemas karena anak gadisnya kabur dari rumah dengan pria yang dikenalnya melalui Facebook. Beberapa kasus terbaru, menimpa Rohmatul Latifa Asyhari (16 tahun) siswi SMK Negeri Jombang yang pada tanggal 11-26 Oktober 2009, dibawa oleh Anis Asmara. Pria yang dikenalnya melalui Facebook itu sekarang mendekam di Polres Jombang. Begitu pula dengan Marrieta Nova Triani (14 tahun) siswi SLTP Negeri di Sidoarjo yang menghilang bersama Ari di kala Marrieta bertandang ke rumah pamannya yang berada di Tangerang. Saat diinterogasi oleh polisi sebelum di masukkan ke dalam penjara, Ari mengakui sempat berhubungan seksual dengan kekasihnya itu sebanyak tiga kali selama mereka kabur bersama. Dan kasus terbaru yang motifnya sama terjadi pada tanggal 7 Februari 2010, di mana Stefani Abelina Tiur Napitupulu (15 tahun) siswi SMAN 22 Surabaya, minggat dari rumahnya yang diperkirakan kabur dengan teman prianya yang dikenal melalui Facebook. Hingga saya menuliskan makalah ini atau tepatnya 1 Maret 2010, Stefani belum juga ditemukan.
      Endri Margarini dan M. Afif menggunakan jasa Facebook untuk bisnis esek-esek. Mereka memperdagangkan beberapa siswi SLTA kepada para pria hidung belang melalui situs ini. Syukurlah kalau bisnis mereka akhirnya terbongkar oleh polisi yang mengakibatkan mereka sekarang mendekam di dalam penjara. Tidak disangkali perdagangan manusia, khususnya wanita dan anak-anak di bawah umur marak diperjual belikan melalui situs ini. Masih juga terngiang dalam ingatan di mana seorang tante di Jogjakarta terpaksa menculik keponakannya sendiri untuk mendapatkan uang yang hendak diberikannya kepada sang pacar yang dikenalnya melalui Facebook. Ragam sisi negatif dari Facebook tentulah dapat membuat banyak orang menjadi cemas dan was was.

4. Perspektif Alkitab

      Alkitab menegaskan bahwa manusia tidak baik bila seorang diri saja (band. Kej. 2:18). Dalam kodratnya yang diciptakan oleh Tuhan sebagai mahluk sosial maka wajarlah bila manusia membutuhkan teman atau lingkungan sosial untuk berbagi atau bersosialisi dengan yang lainnya. Nah, untuk dapat berbagi dan bersosialisasi maka dua hal mendasar yang diperlukan yakni: penerimaan dan sarana. Bila ia mendapat penerimaan dari lingkungan di mana ia bersosialisasi maka ia akan merasa betah dan senang berada di sana. Begitu pula bila lingkungan sosialnya dapat menjadi sarana baginya untuk berbagi dan bersosialisi maka pastilah ia akan terhisab dan tertanam dalam lingkungan sosial tersebut.
      Alkitab tidak pernah mempersoalkan perihal manusia bergaul dan mencari lingkungan sosial. Yang diperingatkan secara khusus oleh Kitab Suci agar umat Allah mencermati dengan siapa dan bagaimana ia bergaul serta berinteraksi sosial. Rasul Paulus sudah mengingatkan akan hal ini, dengan berkata: “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (lihat 1 Kor. 15:33). Bahkan juga memberi peringatan agar kita selektif  dan berani memisahkan diri dari pergaulan yang tidak berguna (band. 1 Kor. 5:9-11; 2 tes. 3:14), karena pada hakekatnya pergaulan kita akan menentukan karakter dan kebiasaan kita (band. Ams. 13:20; 20:19; Yak. 4:4).      
      Tuhan tidak memerintahkan kita untuk memusihi dunia ini karena Tuhan sendiri sangat mengasihi dunia ini (band. Yoh. 3:16). Tuhan juga tidak menyuruh umat-Nya untuk memisahkan diri dengan dunia ini (ekslusif atau membentuk kelompok yang terpisah dari dunia ini). Yang dikehendaki oleh Tuhan agar umat-Nya tidak menjadi serupa dengan dunia ini (band. Rm. 12:2). Yang diamaksudkan agar “tidak menjadi serupa” tentulah dalam hal kebiasaan atau gaya hidup, pola berpikir serta karakter pribadi. Bila Facebook dapat dipergunakan untuk menjadi sarana penunjang keberhasilan dan kebaikan hidup, kenapa musti dihindari apalagi diharamkan?

5.  Aplikasi Praktis

      Ada beberapa hal yang hendak saya usulkan secara pribadi guna mengatasi permasalahan berkenaan dengan Facebook. Penanggulangan permasalahan tentunya harus melibatkan beberapa elemen terkait. Karena pada dasarnya kebersamaan gerak dari elemen-elemen terkait sangat berperan besar dalam proses penanggulangan permasalahan berkenaan dengan Facebook atau situs-situs internet lainnya.
Elemen pertama adalah Keluarga. Keluarga adalah lingkungan sosial yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan pertumbuhan karakter dan moral seorang anak. Dalam masa remaja di mana fisik dan psikis anak sedang mengalami pertumbuhan secara dinamis maka peran serta keluarga dituntut penuh dalam hal ini. Dalam masa ini anak remaja ingin mengetahui banyak hal dan juga ingin mendapat perhatian khusus dari keluarganya. Bila suasana keluarga tidak kondusif dan tidak memungkinkan sang anak untuk mendapat informasi yang diingankan serta tidak memungkinkannya untuk dapat menyalurkan apresisi yang ingin disampaikan maka secara otomatis anak akan mencari lingkungan sosial lain yang dapat mengakomodasikan apa yang diinginkannya.
      Pengawasan intensif dari Orang tua terhadap pergaulan anak perlu mendapat perhatian secara seksama. Orang tua seharusnya menjadi teman bagi anak-anak mereka sehingga anak tidak mencari teman di tempat yang salah. Untuk menjadi teman yang baik bagi sang anak maka pengawasan dari orang tua belumlah cukup. Orang tua perlu belajar sehingga mengetahui secara mendasar perihal informasi teknologi, seperti chating, sms dan jejaringan sosial on line lainnya yang mana saat ini banyak digandrungi oleh para remaja dan pemuda. Intinya, jadilah Orang tua yang melek informasi teknologi.
Pelarangan penggunaan Facebook atau Ponsel yang memiliki akses internet terhadap anak menurut saya adalah tindakan yang tidak arif. Anak harus dibekali nilai-nilai keagamaan agar ia memiliki bekal rohani yang memadai di saat “on line” dalam jejaringan sosialnya. Anak juga perlu disadarkan perihal imbas negatif dan imbas positifnya. Bagi keluarga yang melek teknologia, Komputer atau Ponsel yang memiliki akses internet sebaiknya diletakkan di ruang keluarga sehingga orang tua dan anggota keluarga lainnya dapat mengontrol penggunaannya. Beberapa rekan saya malah melarang DVD Player, Komputer, Laptop atau alat elektronik yang dapat mengakses internet berada di ruang kamar anak remaja mereka.
      Orang tua atau anggota keluarga lainnya juga harus mengetahui siapa teman dan bagaimana kemunitas di mana anak tergabung di dalamnya. Penggunaan internet atau ponsel yang dapat mengakses internet sebaiknya juga dibatasi penggunaannya dan kapan waktu yang tepat untuk mempergunakan. Jangan mengijinkan anak mempergunakan internet bila ia belum makan atau mandi karena media elektronik itu bisa membuatnya asyik sehinga ia lupa untuk makan dan mandi. Bila anak melanggar ketetapan maka anak perlu mendapatkan disiplin dengan pelarangan menggunakan alat-alat elektronik tersebut dalam kurun waktu yang ditetapkan. Mungkin juga anak harus dikurangi uang sakunya bila ia mempergunakannya secara berlebihan, sehingga anak dapat menyadari perihal besarnya biaya yang harus dikeluarkan akibat ulah dari perbuatannya.
      Elemen kedua adalah Sekolah. Mengingat semaraknya anak remaja menggandrungi Facebook, Twitter dan situs internet lainnya maka Sekolah sebaiknya menetapkan disiplin yang ketat dalam hal ini. Black Berry atau Ponsel yang memiliki jaringan internet sebaiknya dilarang diaktifkan pada saat jam pelajaran. Bila Ponsel siswa berdering di saat pelajaran di kelas maka ia perlu diingatkan agar segera menon-aktifkannya. Selama anak berada di lingkungan sekolah maka pihak sekolah harus bertanggung jawab penuh atas para siswanya.
      Bila di saat jam istirahat sekolah, saya menyetujui bila siswa mengaktifkan dan mempergunakan Black Berry, Ponsel atau Laptop pribadinya sambil pihak sekolah tetap melakukan pengawasan. Pengawasan terhadap anak yang menggunakan ponsel pada waktu istirahat mudah untuk dideteksi melalui sikap atau gerak gerik mereka saat mempergunakannya. Siswa yang melakukan on line secara negative biasanya melakukannya di toilet sekolah atau di tempat yang tersembunyi. Bila ada yang mencurigakan tidaklah salah bila pihak sekolah datang untuk menghampiri siswa dan mempertanyakan perihal aktifitas yang sedang dilakukannya.
      Pihak sekolah juga perlu mengadakan seminar atau kajian perihal Facebook atau situs-situs internet lainnya, sehingga siswa memiliki pemahaman komprehensif perihal Facebook dan jejaringan sosial on line lainnya. Dalam waktu bertahap perlu diadakan razia atau pemeriksaan terhadap Ponsel pribadi dari para siswa. Pihak sekolah harus mengetahui apa dan bagaimana isi dari Ponsel siswa tersebut. Bila didapati penyimpangan maka siswa wajib dikenai sangsi sambil berkoordinasi dengan orang tua dari siswa yang melakukan penyimpangan. Jadi, yang ditekankan bukan pelarangan menggunakan Ponsel atau pelarangan membawa Ponsel ke sekolah, melainkan pelarangan penyimpangan dalam menggunakan Ponsel.
Elemen ketiga adalah Gereja. Saya mengamati, ada dua hal yang akhir-akhir ini kerap diabaikan oleh Gereja Tuhan. Pertama, Gereja kerap gagap atau buta terhadap informasi teknologi. Mimbar tidak lagi menjawab permasalahan masa kini, yang kerap disuarakan dari mimbar hanyalah kelimpahan berkat dan mujizat. Saya tidak tahu mengapa demikian, apakah pelayanan mimbar saat ini memang buta atau alergi terhadap informasi teknologi?
      Yang kedua, Gereja Tuhan kerap mengabaikan pelayanan kaum muda beserta problema yang kerap terjadi atasnya. Saya juga tidak tahu mengapa demikian, apakah karena pelayanan kaum muda tidak menghasilkan kolekte yang diharapkan atau memang berupaya menutup mata karena peliknya permasalahan dari kaum muda? Bukankah kaum muda sebagai generasi yang akan datang? Bagaimana nasib gereja Tuhan di masa yang akan datang bila kaum muda tidak diperlengkapi dari sekarang? Tragisnya, banyak kaum muda pada masa kini mendapatkan informasi atau belajar berpacaran bukan dari gereja tetapi dari internet, film porno dan sejenisnya. Pastilah anda bisa membayangkan bagaimana jadinya.
Elemen keempat adalah Pengguna Teknologi. Pada dasarnya Teknologi adalah anugerah Tuhan yang dapat dijadikan penolong bagi manusia yang hidup di era modern. Hidup di zaman batu atau di zaman purbakala, mungkin teknologi kurang berperan penting tetapi di zaman modern ini bila manusia menolak keberadaan teknologi pastilah ia tidak ubahnya seperti manusia yang hidup di zaman batu. Yang perlu disadari bagi setiap pengguna teknologi bahwa teknologi adalah penolong baginya, bukan perongrong. Anda adalah pengguna atau pendaya guna teknologi bukan sebaliknya teknologi yang mendayagunakan anda.
      Teknologi bersifat netral, tidak haram dan tidak berdosa. Haram dan halalnya suatu teknologi tergantung dari siapa yang menggunakannya, bukan dari teknologinya. Bila pisau di tangan seorang juru masak maka pisau akan berfaedah positif, tetapi bila pisau itu di tangan seorang bajingan maka pastilah dipergunakan untuk hal yang negatif. Begitu pula dengan bom atau dinamit. Bila di tangan pengembang maka akan berfaedah untuk pembangunan infra struktur tetapi lain sebaliknya bila di tangan para teroris akan dipergunakan untuk membunuh manusia yang tidak berdosa. Begitu pula dengan Facebook, akan menjadi halal bila digunakan untuk silaturahmi tetapi akan menjadi haram bila dipergunakan untuk menjual manusia dan membawa kabur anak perawan atau isteri orang.
      Para pengguna Facebook harus menyadari bahwa Facebook adalah jejaringan sosial bersifat publik. Karena itu harus berhati-hati dalam mempublikasikan diri anda karena akan diketahui oleh banyak orang. Upayakan informasi yang bersifat pribadi atau foto yang terlalu pribadi sebaiknya jangan dipublikasikan karena bisa berdampak buruk atasnya. Anda juga harus selektif dalam memilih teman dan jangan mudah untuk percaya kepada seseorang yang hanya sebatas di Facebook anda mengenalnya. Bila rekan yang anda kenal itu ingin berjumpa secara langsung maka sebaiknya perjumpaaan diadakan di tempat terbuka serta ditemani oleh teman lainnya di saat perjumpaan diadakan. Bagi anda yang menggunakan Facebook di Warnet atau di tempat umum sebaiknya berhati-hati saat menutup akun pribadi karena password anda bisa dicuri dan disalahgunakan untuk menyebarkan hal yang buruk perihal diri anda.
      Di akhir pembahasan ini saya ingin mengutip pernyataan yang sering dikatakan oleh Bung Napi, “Waspadalah! Sebab kejahatan sering terjadi bukan karena faktor kesengajaan melainkan karena ada kesempatan.” Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengenali dan menggunakan canggihnya suatu teknologi. Tetapi bila tidak waspada maka bisa membuat anda menjadi tidak waras dan orang di sekitar anda menjadi was-was. Anda sangat selektif bahkan secara ketat menolak beragam makanan yang diharamkan tetapi kalau tidak selektif saat mempergunakan media elektronik bisa saja malah mengharamkan anda. Jadi permasalahannya ada di mana, di media elektroniknya atau pada penggunanya? Ha..ha.. Gitu aja kok repot, saya yakin anda pasti mengetahui jawabannya. 

Silsilah Yesus Kristus

  Kotbah Ekspisitori    -    Pdt. Rudy R. Sirait, S.Th, MACE 
 
Silsilah Yesus Kristus
(Matius 1:1-17)

Fokus utama dari penulisan Injil Matius pada saat itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa Matius memulai tulisannya dengan menyertakan silsilah Yesus Kristus (lihat Mat. 1:1-17). Dan kredibilitas Matius dalam pencatatan silsilah tentunya tidak perlu diragukan karena sebelumnya ia berprofesi sebagai pemungut cukai yang pastinya adalah seseorang yang berpendidikan.

Penulisan silsilah bagi orang Yahudi merupakan suatu hal yang biasa dan sangat penting untuk mengetahui garis keturunan seseorang. Mungkin bagi beberapa orang akan merasa bosan atau tidak tertarik untuk membaca rentetan nama yang tertera dalam silsilah itu. Memang, sangatlah beralasan bila merasakan hal seperti itu, mungkin dikarenakan anda merasa asing dengan nama-nama yang tercantum dalam silsilah itu atau karena tidak mengerti makna yang terkandung di dalamnya.

Silsilah sebagai bukti otentik untuk menunjukkan suatu keberadaan seorang manusia yang pernah ada dalam sejarah kehidupan di dunia ini. Silsilah Yesus Kristus yang dicatat oleh Matius menjadi referensi perihal keberadaan Yesus Kristus sebagai manusia sejati. Saya coba menyajikan catatan ini agar kita memiliki pahaman yang utuh perihal silsilah yang dicatat oleh Injil Matius. Apakah makna yang terkandung dalam silsilah Yesus Kristus?


1. Silsilah Sebagai Pembuktian Bahwa Kelahiran Yesus Kristus Adalah Fakta Sejarah.

Banyak cerita-cerita rakyat yang memiliki sensasi atau keunikan tersendiri perihal kelahiran seseorang. Sebutkanlah cerita rakyat Yunani yang menceritakan bahwa dewa Zeus mengawini seorang wanita hingga lahirlah seorang manusia yang bernama Hercules. Orang Minahasa memiliki cerita tentang Limimuut atau cerita rakyat Pasundan tentang dayang Sumbi yang hamil secara fantastik. Akan tetapi kebenaran dari cerita-cerita rakyat itu sangatlah diragukan keabsahannya karena tidak memiliki bukti historis. Cerita-cerita rakyat itu hanya fiktif semata, bukan fakta sejarah.

Silsilah merupakan bukti historis untuk menjelaskan tentang asal-usul seseorang ditilik dari garis keturunannya. Waktu Matius mencantumkan silsilah Yesus dalam Injil Matius, maka silsilah yang dicantumkannya itu sebagai pembuktian bahwa kelahiran Yesus Kristus sekitar dua ribu silam, bukanlah suatu dongeng atau cerita legenda, melainkan suatu fakta sejarah yang tidak perlu diragukan keabsahannya. Memang, tanggal kelahiran Yesus Kristus sulit untuk dipastikan, tetapi kelahiran-Nya di Betlehem adalah suatu kepastian. Bukankah penanggalan masehi, menegaskan kenyataan perihal kelahiran Yesus di muka bumi ini? Nggak ada alasan bagi manusia untuk meragukan faktanya.


2. Silsilah Sebagai Pembuktian Bahwa Yesus Kristus Adalah Mesias.

        Orang-orang Yahudi adalah umat yang menantikan Mesias. Mereka percaya bahwa suatu saat akan datang ke dalam dunia ini seorang Mesias dari keturuanan Daud yang akan melepaskan mereka dan memulihkan kembali kondisi bangsa Israel. Silsilah sebagai pembuktian bahwa Yesus adalah Anak Daud (lihat Mat. 1:1). Dan Matius berkali-kali mencatat berbagai pengakuan dari khalayak ramai pada saat itu bahwa Yesus Kristus adalah Anak Daud (band. Mat. 1:68-69; 12:33; 15:22; 20:30-31; 21:9-15). Yesus Kristus adalah penggenapan dari nubuatan Mesias yang tertulis dalam Perjanjian Lama (band. Mat. 1:21-22; Luk. 1:26-33). Dengan kata lain, Yesus Kristus adalah jawaban atas apa yang sedang dinanti-nanti oleh orang-orang Yahudi pada saat itu. Agar umat Israel mempercayai bahwa Yesus adalah Anak Daud maka silsilah menjadi bukti yang bersifat otentik, faktual dan terpercaya.
       Daftar asal usul atau silsilah merupakan hal yang sangat penting bagi orang Yahudi untuk menemukan kemurnian garis keturunan Yesus sebagai Anak Daud. Seorang imam misalnya, harus murni dari keturunan Harun yang turun temurun sampai pada dirinya sehingga ia layak disebut sebagai imam. Ezra pernah menolak anak-anak Habaya, anak-anak Koz dan anak-anak  Barzilei karena nama mereka tidak tercatat dalam silsilah sebagai keturunan asli Yahudi (band. Ezra 2:62). Jadi, maksud dari penulisan silsilah sebagai pembuktian bahwa Yesus sesungguhnya adalah Anak Daud, Mesias yang dijanjikan itu. Ironisnya bangsa Israel tidak mengakui bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan itu. Tragisnya lagi, mereka masih saja menanti-nanti padahal yang dinanti sudah kunjung datang?


3. Silsilah Sebagai Pembuktian Untuk Meluruskan Paradigma Yang Salah.

Paradigma yang berkembang pada saat itu bahwa orang berdosa dibenci oleh Allah. Mereka tidak akan pernah masuk dalam kategori sebagai umat Allah terlebih menjadi alat kemuliaan Tuhan. Penelusuran silsilah memperlihatkan bahwa garis keturunan Yesus Kristus sendiri berasal dari keturunan orang-orang berdosa. Coba Anda cermati empat wanita berdosa yang terdapat dalam silsilah keturunan Yesus Kristus. Tamar (Mat. 1:3) adalah seorang wanita pemikat dan pelacur (band. Kej. 38). Ia pernah berzinah dengan mertuanya sendiri, Yehuda yang akhirnya membuahkan seorang anak. Begitu pula dengan Rahab (Mat. 1:5a) adalah seorang pelacur yang berasal dari Yerikho (band. Yos. 2:1-7). Selanjutnya, Rut (Mat. 1:5b). Ia bukan seorang wanita Yahudi, melainkan keturunan Moab, bangsa kafir (Rut. 1:4). Sebelum menikah dengan Boas, Rut menjadi buruh di penggilingan milik Boas. Paradigma yang berkembang pada saat itu bahwa keturunan Moab tidak akan pernah masuk dalam hitungan sebagai umat Allah (Ul. 23:3). Begitu juga dengan Salomo (Mat. 1:6) anak yang dilahirkan oleh Betsyeba, seseorang yang pernah berzinah dengan Raja Daud sebelum mereka akhirnya menikah (band. 2 Sam. 11-12).

Apa makna yang terkandung dengan dicatatnya dalam silsilah Yesus Kristus perihal para wanita berdosa, yang mana di antara mereka bukan sama sekali berasal dari kalangan orang Yahudi? Artinya, melalui silsilah diluruskan suatu paradigma yang sudah berurat dan berakar pada saat itu bahwa, "Allah membenci orang berdosa dan orang kafir tidak akan pernah dapat masuk surga." Melalui silsilah ini diluruskan suatu paradigma bahwa sesungguhnya Allah bukan membenci manusia berdosa, melainkan mengasihi orang berdosa. Dan hal itulah yang ditegaskan oleh Yesus agar mendapat perhatian oleh umat Allah secara seksama, bahwa: “Allah bukan datang untuk orang benar tetapi Ia datang untuk memanggil orang berdosa” (baca Mat. 9:13). Memang "time table" Allah menyelamatkan bangsa Israel terlebih dahulu. Allah sangat menghargai urutan-urutan yang berlaku dalam sejarah keselamatan. Misi penyelamatan Allah, berawal dari bangsa Israel, tetapi Allah yang tidak pilih kasih atau “pandang bulu” itu menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (Mat. 15:24 band. Rm. 1:16; 2:9-11; 1 Tim. 2:4).

Wanita biasanya tidak dicantumkan dalam silsilah orang Yahudi. Budaya Yahudi memberlakukan bahwa wanita tidak mempunyai hak hukum. Wanita dianggap sebagai sesuatu bukan sebagai seseorang. Ia adalah milik bapaknya atau milik suaminya dan dapat diminta untuk melakukan apa saja seperti yang dikehendaki oleh bapak atau suaminya. Bahkan di dalam doa pagi, setiap laki-laki Yahudi berterima kasih kepada Allah karena ia tidak diciptakan sebagai orang non Yahudi, bukan pula sebagai hamba atau seorang wanita.

Dalam pengertian lain, silsilah hendak menegaskan bahwa wanita penting dan berharga bagi Allah. Hakekat wanita dan pria sama di hadapan Allah karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (band. Kej. 1: 27) dan mereka dapat dipakai menjadi alat kemuliaan-Nya. Perbedaan antara laki-laki dan wanita bukan pada hakekatnya, melainkan perannya. Melalui silsilah Yesus Kristus, terkandung suatu kebenaran surgawi bahwa di dalam Yesus Kristus tidak ada perbedaan antara pria dan wanita; antara orang Yahudi dan non Yahudi. Tahukah Anda, bahwa Yesus Kristus bagi semua suku bangsa dan kasih-Nya berlaku bagi semua orang? Haleluya. Saya bangga sebagai seorang laki-laki dan tidak pernah terbayangkan ingin menjadi seorang wanita. Saya tidak pernah berkecil hati walaupun bukan seorang Yahudi. Dan saya sangat bangga berasal dari suku Batak karena orang Batak juga dikasihi oleh Allah. Bagaimana dengan anda?

Sekapur Sirih Pdt. Rudy R. Sirait, S.Th, MA.CE

Sekapur Sirih


Banyak orang Kristen merasa frustasi, enggan dan bingung karena terbentur oleh pertanyaan-pertanyaan sulit yang berhubungan dengan iman kepercayaannya. Apa memang benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan itu sulit untuk dijawab? Atau mungkin faktor dari diri kita sendiri yang tidak memiliki pemahaman utuh sehingga cendrung menghindar dikala seharusnya kita memberi pertangungan jawab?

Kekristenan adalah kebenaran yang harus diungkapkan dan diberitakan. Itulah sesungguhnya panggilan luhur Ilahi atas setiap orang percaya. Persoalannya adalah, adakah minat kita untuk mempelajari kebenaran yang dipertanyakan itu? Atau kita masih berspekulasi atau bersikap skeptis terhadap kebenaran yang telah kita percayai.

Tidaklah dipungkiri bahwa memahami kebenaran bukanlah hal yang mudah, tetapi jaminannya adalah kemerdekaan (Yoh. 8:32). Karena itulah, Allah melengkapi kita dengan akal budi dan hati nurani sehingga kita berpotensi untuk dapat memahami kebenaran itu secara utuh, membelanya serta terpanggil untuk menyampaikan kepada orang lain.

Mungkin, bagi sebagian orang, berpikir merupakan suatu pekerjaan yang sulit dan tidak enak, terutama bila menyangkut penilaian kritis, mulai dari prasangka hingga mengambil keputusan yang harus diaplikasikan dan direlevansikan sesuai dengan keadaan jaman. Tetapi kita harus mempertajam sifat analitis dan perhatian khusus pada detil-detil dalam keseluruhan firman Allah. Dengan adanya ketertarikan untuk menganalisis disertai dengan kesabaran diri, maka akan semakin nyata perannya dalam proses pertumbuhan iman kita kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat umat manusia.
 
Saya sangat menyadari bahwa melaksanakan pembelaan iman merupakan tugas yang sulit dan penuh tanggung jawab. Namun saya merasa senang telah menerimanya karena telah terbukti adanya satu upah surgawi yang disediakan oleh Allah. Doa dan harapan pribadi, biarlah tulisan saya dalam blog ini dapat membantu saudara seiman untuk melihat keindahan tersembunyi dari ajaran-ajaran Tuhan Yesus yang teramat luar biasa, sehingga iman kepercayaan kita kian bertambah-tambah kepada-Nya. Kemuliaanlah bagi-Nya, bilamana materi-materi yang saya sajikan dalam blog ini menjadi alat bantu  untuk menjawab pertanyaan dan serangan yang diarahkan kepada anda oleh karena beriman kepada-Nya.



 Dalam Kasih-Nya


Pdt. Rudy. R. Sirait, S.Th, MA.CE