Mesias Yang Dinubuatkan Itu Sudah Datang
Oleh: Pdt. Rudy R. Sirait, S.Th, MA.CE
Konon katanya Ronggo Warsito orang pintar dari Jawa Tengah itu bisa
meramal tentang tanggal kematiannya secara tepat. Memang ada beberapa manusia
yang mampu meramal apa yang akan terjadi dalam kehidupannya. Tetapi belum
pernah ada dan tidak akan pernah ada seorang pribadi yang hidupnya sedemikian penuh
dengan nubuatan, seperti Yesus Kristus.
Pemahaman kita tentang Pribadi dan karya
Yesus Kristus yang diinformasikan oleh Perjanjian Baru tidak akan dapat
menjelaskan secara komprehensif bila tidak didukung atau dilandasi oleh
Perjanjian Lama. Dalam artian lain, doktrin Kristologi dalam Perjanjian Baru
tidak akan utuh (solid) bila tidak melihat latar belakang Perjanjian Lama. Oleh
karena itu sangatlah perlu memperhatikan aspek nubuatan Perjanjian Lama tentang
Yesus Kristus yang secara akurat digenapi dalam Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama sangat jelas
menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang dalam bahasa Ibraninya disebut
sebagai Elohim. Dalam nubutan tentang
penjelmaan-Nya, Yesus disebut sebagai Elohim (Tuhan) yang perkasa (lihat Yes.
9:5-6). Perjanjian Baru menyatakan bahwa Elohim
yang dinubuatkan itu sama dengan Theos
dalam Perjanjian Baru (band. Rm. 15:6; Ef. 5:5, 20; 2 Ptr. 1:1).
Zakaria menyebutkan bahwa yang ditikam oleh
bangsa Israel adalah Allah yang juga lazim dalam bahasa Ibrani disebut dengan Yahweh (Za. 12:8-10). Rasul Yohanes
menguraikan dan menunjukkan bahwa Yesus adalah Yahweh (Why. 1:7). Raja Daud juga menegaskan tentang suatu
kenyataan yang akan dialami oleh Yahweh
(Mzm. 68:19). Selanjutnya dalam Perjanjian Baru, Paulus menegaskan bahwa
kenyataan yang dialami oleh Yahweh
itu terjadi pada Yesus Kristus (Ef. 4:8-10).
Nabi Yesaya menubuatkan bahwa yang
dijanjikan Allah sebagai pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama dipanggil
sebagai Yahweh dan Elohim (Yes. 40:3). Dalam Lukas 3:4-6,
dijelaskan secara seksama bahwa umat Allah diperingatkan untuk menyediakan
jalan bagi Kurios atau Yahweh dan kelak semua orang akan melihat
keselamatan yang dari Tuhan (Theos).
Adonai adalah sebutan Perjanjian Lama yang
dipakai dengan pengertian Tuhan maupun Tuan (Mzm. 110:1). Perjanjian Baru
secara eksplisit menyatakan bahwa Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Tuan bagi
seluruh manusia dan malaikat ciptaan Allah (band. Mat. 22:44; Mrk. 12:36; Luk.
20:43; Kis. 2:34-35; Ibr. 1:13; 10:1).
Sebutan lainnya untuk Allah dalam
Perjanjian Lama adalah Imanuel (Yes.
7:14). Asumsi bahwa Imanuel adalah
anak dari Raja Ahas atau anak Nabi Yesaya akan menjadi runtuh dan berbenturan
bila melihat dua hal ini, yakni: Pertama,
“Imanuel” dilahirkan oleh seorang
perawan (Yes. 7:14).
Pemakaian kata ganti feminine (of whom)
yang dipakai oleh Matius menunjukkan serta menegaskan bahwa
kelahiran Yesus hanya dari Maria saja, tidak sama sekali dari Yusuf (band. Mat. 1:16). Kedua, adanya predikat agung yang lazim menjadi sebutan bagi Allah dan tidak mungkin disandang oleh
manusia biasa yaitu: Penasihat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal dan
Raja damai (lihat Yes. 9:5-6). Mana mungkin dua hal di atas bisa dihubungkan
untuk anak Raja Ahas atau pada manusia lainnya? Dalam Perjanjian Baru, Matius menyatakan secara tegas bahwa Imanuel yang dimaksudkan oleh nabi Yesaya itu adalah Yesus Kristus
(lihat Mat. 1:23).
2. Nubuatan Tentang Kelahiran Yesus Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus pertama kali
dinubuatkan setelah manusia pertama Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Musa
memberi indikator perihal jenis kelamin-Nya yang adalah seorang
laki-laki dan benih-Nya adalah dari Roh
Kudus, bukan berasal dari benih
sperma manusia yang dilahirkan oleh seorang perawan (Kej. 3:15).
Sekitar tujuh ratus tahun sebelum
kelahiran-Nya, nabi Yesaya mengulang nubuatan itu bahwa Yesus akan dilahirkan
oleh seorang perawan (Yes. 7:14). Dua ratus tahun kemudian nabi Mikha
memastikan bahwa Bethlehem adalah kota tempat kelahiran Sang Mesias (Mi. 5:1).
Tampaknya nubuatan tentang kelahiran-Nya menjadi berita dan ajaran yang ramai
didiskusikan dan dinantikan oleh umat Allah pada saat itu (Dan. 9:25-27).
Untuk memastikan bahwa yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama itu adalah
Yesus Kristus maka Perjanjian Baru mendasari argumentasi dengan mencantumkan
silsilah Yesus Kristus. Matius mendata silsilah menurut garis keturunan dari Maria, ibu-Nya Maria (Mat. 1:1-17), sedangkan Lukas mendata silsilah-Nya menurut garis keturunan dari Yusuf
(Luk. 3:23-38). Pencatatan silsilah bersifat penting dalam memastikan nubuatan
Perjanjian Lama. Silsilah juga sebagai pembuktian bahwa nubuatan Perjanjian
Lama sangat jelas dan secara akurat digenapi dalam Kristus Yesus.
Ada beberapa hal lainnya yang
dinubatkan oleh Perjanjian Lama tentang kelahiran-Nya dan secara tepat digenapi
dalam Perjanjian Baru. Pertama, Perjanjian Baru juga secara tepat menyebutkan
Betlehem sebagai tempat kelahiran Yesus yang telah dinubuatkan oleh Perjanjian
Lama (Mat. 2:4-6; Luk. 2:4-6 band. Mi. 5:1). Kedua, Perjanjian Baru juga secara
tepat menyebutkan tanda kelahiran-Nya melalui perawan atau anak dara. Hal ini
memastikan bahwa nubuatan Musa dan Yesaya sangat tepat menunjuk kepada Yesus
Kristus (Mat. 1:22 band. Kej. 3:15; Yes. 7:14).
Pemahaman bahwa istilah “anak dara”
atau “perawan” menunjuk kepada pengertian kehamilan seorang perempuan yang
masih muda belia semata akan berbenturan atau kontradiksi dengan informasi
bahwa perawan itu bukan hamil oleh benih sperma manusia tetapi dari benih Roh
Kudus (band. Mat. 1:18). Matius memberi penegasan bahwa Maria tetap perawan
selama mengandung Yesus karena ia tidak pernah bersetubuh dengan Yusuf suaminya
sampai ia melahirkan Yesus Kristus (lihat Mat. 1:25).
Membicarakan perihal “keperawanan” Maria, pastilah
beresiko tinggi timbulnya rasa ketidak-puasan mengenai logis dan praktisnya.
Menurut hemat saya, itu adalah hal yang wajar dan itulah yang dinamakan misteri.
Misteri bukan tidak ada faktanya, tetapi tidak mengetahui faktanya secara seksama;
bukan faktor tidak ada, tetapi tidak tahu. Makanya ada pernyataan
bijak berkata demikian, “Bila kita membicarakan pribadi dan karya Allah, maka
kita bisa kehilangan akal budi, tetapi bila kita mengabaikannya maka kita akan
kehilangan hidup kekal.” Dan Alkitab secara tegas menyatakan bahwa Allah bukan
untuk dimengerti, melainkan untuk dipercayai.
Hal ketiga, tahun kelahiran Yesus
yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama juga digenapi secara pasti dalam
Perjanjian Baru. Yesus Kristus dilahirkan sebelum kejatuhan Yerusalem (Kej.
49:10). Sejarah mencatat bahwa kejatuhan Yerusalem terjadi pada tahun 70 Masehi
oleh jendral Titus. Daniel bernubuat perihal tujuh puluh kali tujuh masa. Dan
enam puluh sembilan kali tujuh masa secara akurat sudah digenapi hingga saat
kematian Kristus di kayu salib (Dan. 9:24-27). Masa tribulasi yang kelak
terjadi setelah kedatangan Yesus menjemput gereja-Nya di awan-awan permai
adalah penggenapan satu kali tujuh masa yang tersisa itu.
3. Nubuatan Tentang Kehidupan Yesus Kristus.
Perjanjian Lama menubuatkan bahwa
kedatangan dan pelayanan Yesus Kristus di dunia diawali oleh seorang utusan
(Yes. 40:3; Mal. 3:1). Perjanjian Baru menyebutkan bahwa utusan yang
mendahului-Nya itu adalah Yohanes Pembaptis (Mat. 3:3;
11:10-11; Mrk. 1:2; Luk. 7:27).
Selama hidup di dunia, Yesus Kristus
menggenapi fungsi dan pekerjaan-Nya sebagai Nabi seperti yang dinubuatkan oleh
Perjanjian Lama (Ul. 18:15-18), dan semuanya itu secara tepat digenapi
dalam Perjanjian Baru (Yoh. 1:21; 4:29; 5:46; 8:28; 14:24; Kis. 3:20-23). Mesias juga disebut sebagai Raja
(Kej. 49:10; Bil. 24:17; 2 Sam. 7:12-16) dan digenapi dalam Lukas 1:31-33.
Fungsi-Nya sebagai Imam yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (1 Sam. 2:35;
Mzm. 110:4; Za. 6:13) dan nubuatan itu digenapi dalam kitab Ibrani 5:6.
Nabi-nabi Perjanjian Lama juga
menubuatkan kehidupan Yesus Kristus akan ditandai banyak mujizat (Yes. 35:5-6
band. Yoh. 5:36). Dan hampir separuh isi Injil mencatat perihal nubuatan yang
dilakukan oleh Yesus Kristus. Yesus mengajar dengan penuh kuasa (Mat. 7:28;
22:33; Mrk. 11:18; 12:37) persis seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya
(Yes. 11:2-3).
4. Nubuatan Tentang Kematian, Kebangkitan Dan Kenaikan Yesus ke Surga.
Nubuatan tentang kematian Yesus Kristus
terdapat di dalam banyak nats dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam Mazmur 22
dan Yesaya 53. Nabi Yesaya bernubuat bahwa Yesus ditolak oleh umat-Nya (Yes.
53:3). Nabi Zakaria menubuatkan bahwa Yesus dijual seharga tiga puluh keping
perak (Za. 11:12).
Ketika dihadapan para penuduh Yesus
tetap diam (Yes. 53:7). Dihina dan dihindari (Yes. 53:3). Tangan dan kaki-Nya
ditusuk (Mzm. 22:17). Diberi minum anggur masam (Mzm. 69:22). Lambung-Nya
ditikam (Za. 12:10). Pakaian-Nya diundi (Mzm. 22:19). Yesus dibuburkan di
antara orang mati (Yes. 53:9). Menjadi korban persembahan untuk menanggung dosa
manusia (Yes. 53:5-12). Dibangkitkan dari kematian pada hari yang ketiga (Mzm.
16:10) dan naik ke surga serta duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Mzm. 68:19). Dan
semua nubuatan-nubuatan Perjanian Lama perihal kematian, kebangkitan dan
kenaikan Yesus ke surga sudah digenapi dan dicatat secara jelas dalam kitab
Perjanjian Baru.
Tidak satupun nubuatan Perjanjian
Lama tentang kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus ke surga yang
tidak digenapi dalam Perjanjian Baru. Secara komplit, akurat dan tegas mereka
menyatakan nubuatan dan memberi informasi tentang penggenapan nubuatan itu
tepatnya hanya kepada Yesus Kristus. Hal itulah yang mendorong saya untuk menyimpulkan bahwa secara keseluruhan isi atau tema dari
Alkitab adalah Yesus Kristus. Isi atau tema Perjanjian Lama adalah nubuatan
Yesus Kristus, sedangkan isi dari Perjanjian Baru adalah penggenapan-Nya. Oleh
karena itu tidak ada alasan untuk meragukan bahwa Mesias yang dijanjikan Allah
itu adalah Yesus Kristus. Pemahaman
anda akan hal ini mendorong lahirnya sikap, semangat dan kekhusukan dalam
menyambut hari kelahiran-Nya di muka bumi ini.
Kasihan deh orang ISRAEL masih nanti-nantikan Mesias
BalasHapus