Tua-tua Keladi
Group
band legendaris The Rolling Stone merayakan ulang tahun emas ke-50 pada tanggal
12 Juli lalu. Lima puluh tahun lalu mereka tampil pertama kali di The Marquee Jazz
Club di jalan Oxford Street, London. Si bibir dower Mick Jagger sang vokalis,
sangat bersyukur atas anugerah Tuhan karena tetap eksis hingga sampai saat ini.
Mereka bahkan berencana mengadakan tour keliling dunia untuk menghibur para penggemarnya
walaupun usia mereka sudah mencapai 70 tahun .
Kehidupan
personil The Rolling Stones memang fenomenal. Mereka pernah terlibat narkotik, konflik
dengan sesama anggota grup, bahkan nyaris dibunuh namun hal itu tidak menumbangkan
karier mereka dalam bermusik. Tanggal 21 Februari 2012 lalu, Presiden Amerika
Barack Obama mengundang Mick Jagger untuk bernyanyi di East Room Gedung Putih,
Washington DC dalam acara “Black History Month,” untuk menghormati orang-orang
penting kulit hitam yang dulu disiksa dan sebenarnya memberikan pengaruh yang
baik bagi negara Amerika. Bahkan dipenghujung konser, Obama menyanyikan lagu
“Sweet Home Chicago” bersama Mick Jagger yang tak lain adalah sang idolanya.
Mick
Jagger dan groupnya pernah dikecam oleh umat Kristiani karena merilis lagu yang
berjudul “Sympathy for The Devil.” Lagu ini sarat dengan pemujaan setan dan pelecehan
terhadap Tuhan Yesus Kristus. Tetapi, memasuki usia senja Mick Jagger banyak
mengeluarkan hits yang bertema spiritiual, seperti: “See You In Paradise,” “God
Give Me Everything” atau “Vision of Paradise” dan lainnya. Dalam suatu wawancara,
Jagger berkomentar, “I don’t want to talk about Jesus, I just want to see His
face.” Di usia senja mereka terus berkarya sambil mensyukuri apa yang telah
Allah perbuat dalam hidup mereka. Still Alive and kicking. Never ending rock’n
roll.
Bagaimana
dengan ajaran Alkitab tentang masa tua? Di Mazmur 92:13-16 tertulis, “Orang
benar akan bertunas seperti pohon korma... Pada masa tua pun mereka masih
berbuah...” Tampaknya pemazmur sangat mengenal keberadaan pohon korma. Pohon
korma adalah pohon yang tinggi, lurus dan selalu menghijau. Umurnya bisa
mencapai puluhan tahun. Dan semakin lanjut usianya, maka pohon korma akan
menghasilkan buah-buah yang semakin berkualitas.
Di
bait Allah, pemazmur sering menceritakan tentang keberadaan pohon korma melalui
mazmur yang dinyanyikannya. Sebagian dari gubahan liriknya berbunyi demikian,
“Orang benar akan bertunas seperti pohon korma...” (Mzm. 92:13), “Pada masa tua
pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar” (Mzm. 92:15). Dengan memakai
gambaran tentang pohon, pemazmur hendak mengingatkan bahwa di masa tuapun orang
benar akan akan sanggup menjulang tinggi dalam berkarya dan menghasilkan
buah-buah yang bermutu. Masa tua bukan untuk menganggur atau berpangku tangan,
melainkan ada fungsinya sehingga menjadi kesaksian yang berfaedah bagi anak
cucunya.
Pemazmur
juga menggambarkan hidup orang benar bukan seperti pohon yang kering, kerdil
dan mudah patah ditiup oleh angin, melainkan “seperti pohon aras di Libanon
yang akan tumbuh subur” (Mzm. 92:13). Tinggi pohon aras bisa mencapai 40 meter
dengan batang yang berdiameter 2,5 meter. Selain tinggi besar, pohon aras juga
memiliki keistimewaan tersendiri. Bila pohon aras ditiup angin yang
sepoi-sepoi, maka dia akan lenggak-lenggok dan akan mengeluarkan bunyi seperti
orang bersiul. Semakin keras tiupan angin maka semakin keras pula bunyi
dikeluarkan, tetapi tidak satupun dahannya yang patah karena tertiup oleh angin.
Pohon aras biasanya tumbuh di puncak gunung yang sangat dingin.
Meskipun sangat dingin, namun pohon ini dapat bertahan hidup. Dalam segala
musim, daunnya tetap hijau dan tumbuh subur. Seolah-olah temperatur dingin
tidak berpengaruh sama sekali terhadap pertumbuhannya. Pohon aras adalah pohon
yang sangat kuat dan tahan uji terhadap perubahan cuaca dan usia. Semakin tua, kayunya semakin kuat
dan menjulang tinggi.
Apakah
yang menjadi penyebabnya? Lirik berikutnya berbunyi demikian, karena: “mereka
yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah” (Mzm. 92:14).
Akarnya semakin merambah dan mendalam di dalam Tuhan sehingga ia tetap kuat dan
memberi hidup yang dampak. Karena itulah, banyak orang datang untuk berteduh
sambil meminta nasehat atau mendengar kesaksian hidupnya. Keberhasilan yang
diraihnya di masa tua, bukan untuk memberitahukan kepada halayak ramai bahwa ia
sudah memiliki asam garam pengalaman hidup, melainkan semata “untuk
memberitahukan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku” (Mzm. 92:16).
Usia
tua bukan menjadi faktor penghalang untuk berkarya. Di dunia politik, Golda Meir menjadi Perdana Menteri Israel pada usia 71 tahun. Di dunia seni George Bernad Shaw berusia 92 tahun ketika mengubah sandiwara
terakhirnya.
Di dunia bisnis, Ray Kroc berusia setengah abad
sebagai penjual mesin susu ketika dia memulai Mc Donald. Kini perusahaannya ada di seluruh pelosok jagad. Di dunia pendidikan
teologia, Pdt. Dr. Chris Marantika tetap mengajar dan berkotbah walaupun usia
sudah semakin senja. Kalau tidak salah
Titik Puspa sempat
putus asa ketika masih remaja karena menganggap dirinya jelek. Jikalau ada satu penghalang jelas bukan usia, tetapi orangnya sendiri (RRS)
![]() |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar