Senin, 23 Juli 2012

Pdt. Rudy R. Sirait, S.Th, MA.CE - Tua-tua Keladi


Tua-tua Keladi

Group band legendaris The Rolling Stone merayakan ulang tahun emas ke-50 pada tanggal 12 Juli lalu. Lima puluh tahun lalu mereka tampil pertama kali di The Marquee Jazz Club di jalan Oxford Street, London. Si bibir dower Mick Jagger sang vokalis, sangat bersyukur atas anugerah Tuhan karena tetap eksis hingga sampai saat ini. Mereka bahkan berencana mengadakan tour keliling dunia untuk menghibur para penggemarnya walaupun usia mereka sudah mencapai 70 tahun .

Kehidupan personil The Rolling Stones memang fenomenal. Mereka pernah terlibat narkotik, konflik dengan sesama anggota grup, bahkan nyaris dibunuh namun hal itu tidak menumbangkan karier mereka dalam bermusik. Tanggal 21 Februari 2012 lalu, Presiden Amerika Barack Obama mengundang Mick Jagger untuk bernyanyi di East Room Gedung Putih, Washington DC dalam acara “Black History Month,” untuk menghormati orang-orang penting kulit hitam yang dulu disiksa dan sebenarnya memberikan pengaruh yang baik bagi negara Amerika. Bahkan dipenghujung konser, Obama menyanyikan lagu “Sweet Home Chicago” bersama Mick Jagger yang tak lain adalah sang idolanya.

Mick Jagger dan groupnya pernah dikecam oleh umat Kristiani karena merilis lagu yang berjudul “Sympathy for The Devil.” Lagu ini sarat dengan pemujaan setan dan pelecehan terhadap Tuhan Yesus Kristus. Tetapi, memasuki usia senja Mick Jagger banyak mengeluarkan hits yang bertema spiritiual, seperti: “See You In Paradise,” “God Give Me Everything” atau “Vision of Paradise” dan lainnya. Dalam suatu wawancara, Jagger berkomentar, “I don’t want to talk about Jesus, I just want to see His face.” Di usia senja mereka terus berkarya sambil mensyukuri apa yang telah Allah perbuat dalam hidup mereka. Still Alive and kicking. Never ending rock’n roll.

Bagaimana dengan ajaran Alkitab tentang masa tua? Di Mazmur 92:13-16 tertulis, “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma... Pada masa tua pun mereka masih berbuah...” Tampaknya pemazmur sangat mengenal keberadaan pohon korma. Pohon korma adalah pohon yang tinggi, lurus dan selalu menghijau. Umurnya bisa mencapai puluhan tahun. Dan semakin lanjut usianya, maka pohon korma akan menghasilkan buah-buah yang semakin berkualitas.

Di bait Allah, pemazmur sering menceritakan tentang keberadaan pohon korma melalui mazmur yang dinyanyikannya. Sebagian dari gubahan liriknya berbunyi demikian, “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma...” (Mzm. 92:13), “Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar” (Mzm. 92:15). Dengan memakai gambaran tentang pohon, pemazmur hendak mengingatkan bahwa di masa tuapun orang benar akan akan sanggup menjulang tinggi dalam berkarya dan menghasilkan buah-buah yang bermutu. Masa tua bukan untuk menganggur atau berpangku tangan, melainkan ada fungsinya sehingga menjadi kesaksian yang berfaedah bagi anak cucunya.

Pemazmur juga menggambarkan hidup orang benar bukan seperti pohon yang kering, kerdil dan mudah patah ditiup oleh angin, melainkan “seperti pohon aras di Libanon yang akan tumbuh subur” (Mzm. 92:13). Tinggi pohon aras bisa mencapai 40 meter dengan batang yang berdiameter 2,5 meter. Selain tinggi besar, pohon aras juga memiliki keistimewaan tersendiri. Bila pohon aras ditiup angin yang sepoi-sepoi, maka dia akan lenggak-lenggok dan akan mengeluarkan bunyi seperti orang bersiul. Semakin keras tiupan angin maka semakin keras pula bunyi dikeluarkan, tetapi tidak satupun dahannya yang patah karena tertiup oleh angin.

Pohon aras biasanya tumbuh di puncak gunung yang sangat dingin. Meskipun sangat dingin, namun pohon ini dapat bertahan hidup. Dalam segala musim, daunnya tetap hijau dan tumbuh subur. Seolah-olah temperatur dingin tidak berpengaruh sama sekali terhadap pertumbuhannya. Pohon aras adalah pohon yang sangat kuat dan tahan uji terhadap perubahan cuaca dan usia. Semakin tua, kayunya semakin kuat dan menjulang tinggi.

Apakah yang menjadi penyebabnya? Lirik berikutnya berbunyi demikian, karena: “mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah” (Mzm. 92:14). Akarnya semakin merambah dan mendalam di dalam Tuhan sehingga ia tetap kuat dan memberi hidup yang dampak. Karena itulah, banyak orang datang untuk berteduh sambil meminta nasehat atau mendengar kesaksian hidupnya. Keberhasilan yang diraihnya di masa tua, bukan untuk memberitahukan kepada halayak ramai bahwa ia sudah memiliki asam garam pengalaman hidup, melainkan semata “untuk memberitahukan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku” (Mzm. 92:16).

Usia tua bukan menjadi faktor penghalang untuk berkarya. Di dunia politik, Golda Meir menjadi Perdana Menteri Israel pada usia 71 tahun. Di dunia seni George Bernad Shaw berusia 92 tahun ketika mengubah sandiwara terakhirnya. Di dunia bisnis, Ray Kroc berusia setengah abad sebagai penjual mesin susu ketika dia memulai Mc Donald. Kini perusahaannya ada di seluruh pelosok jagad. Di dunia pendidikan teologia, Pdt. Dr. Chris Marantika tetap mengajar dan berkotbah walaupun usia sudah semakin senja. Kalau tidak salah Titik Puspa sempat putus asa ketika masih remaja karena menganggap dirinya jelek. Jikalau ada satu penghalang jelas bukan usia, tetapi orangnya sendiri (RRS)
Add caption

Tidak ada komentar:

Posting Komentar