Beritakanlah Firman Tuhan
(2 Timotius 4:1-5)
Introduksi.
Setiap hendak memarkirkan
mobil selalu saja pak pendeta mengalami persoalan padahal sudah disediakan
tempat parkir untuk kendaraannya. Persoalannya dikarenakan, para pengunjung gereja
menggunakan tempat parkirnya seenaknya sendiri, walaupun dengan jelas ada
tanda peringatan larangan untuk memarkirkan kendaraan di tempat itu. Awalnya pak
pendeta mengira bahwa tandanya kurang jelas sehingga ia minta ditambahkan
dengan kalimat penegasan, ”Disediakan khusus untuk Pendeta.” Walaupun larangan sudah
diberikan, para pengunjung gereja masih saja tidak mengindahkannya. Mungkin diperlukan tanda yang lebih tegas lagi, pikir sang pendeta.
Kemudian ia mengubah dengan kalimat yang lebih tegas, "Tuhan menyediakan tempat ini hanya untuk hamba-Nya".
Namun hal ini pun tidak membuahkan sesuatu yang diharapkan.
Dalam keadaan kesal dan
sebal tampaknya pak pendeta mendapatkan suatu ide yang cemerlang dan memang hasilnya
sangatlah memuaskan karena sejak dipasang tanda larangan yang terakhir itu, tidak
seorang pun jemaat yang memarkir lagi mobilnya di tempat khusus itu.
Tahukan anda apa kalimat yang tertera dalam tanda larangan parkir tersebut?
Bunyi demikian, "Siapa yang memarkirkan mobilnya di tempat ini diharuskan
berkhotbah pada hari Minggu berikutnya.
Melalui pembahasan dalam nats
ini, setiap kita diingatkan kembali akan hak dan tanggung jawabnya dalam
memberitakan firman Tuhan. Mengapa firman Tuhan harus diberitakan secara benar?
Untuk memudahkan kita mengingatnya, ada 3 M yang menjadi alasannya.
Apakah yang menjadi alasan mengapa kita harus memberitakan firman Tuhan?
1. Mandat Allah
(ayat 1-2).
-
Panggilan
berkotbah adalah panggilan setiap orang percaya. Memang dalam surat ini secara
khusus Paulus memberi mandat kepada Timotius untuk memberitakan firman Tuhan, tetapi
perintah atau mandat untuk memberitakan firman Tuhan, bukan berasal dari Paulus,
tetapi dari Allah (lihat ayat1-2 band. Mat. 28:18-20; Mrk. 16;15; Kis.1:8). Begitu pula
cakupannya, bukan semata ditujukan kepada Timotius, tetapi juga ditujukan kepada setiap
orang percaya, karena setiap orang percaya adalah imamat yang rajani (band. 1
Ptr. 2:9). Ini konsep yang baru dan berbeda dengan era dalam Perjanjian Lama di
mana pemberita firman Tuhan hanya sebatas kepada orang-orang tertentu (imamat
meditorial).
-
Setiap
orang percaya berhak dan bertanggung jawab untuk memberitakan firman Tuhan. Tetapi sebagai pemberita ada hal penting yang perlu diketahui agar memiliki
pemahaman yang benar dalam memberitakan firman Tuhan. Nats di atas menunjukkan, ada empat
hal yang perlu dicermati di balik perintah Allah demi terwujudnya kesadaran dari segenap umat untuk memberitakan
firman Tuhan. Pertama, perintah ini
bersifat penting dan mendesak. Paulus berkata, ”aku berpesan dengan sungguh-sungguh
kepadamu” (ayat 1b). Mengingat penting dan mendesaknya pemberitaan firman Tuhan
maka Paulus menegaskan agar pelaksanaannya tidak boleh ditawar-tawar, baik dalam
situasi dan kondisi apapun – ”siap sedialah baik atau tidak baik waktunya” (band.
ayat 2). Dan dua hal yang menjadi alasan mengapa pemberitaan firman Tuhan
itu bersifat penting dan mendesak, yaitu: pertama, karena pemberitaan firman Tuhan membahas
masalah kehidupan Allah sendiri (ayat 1) dan kedua, pemberitaan firman Tuhan
membahas masalah kehidupan jemaat Tuhan (ayat 2-4).
- Kedua, perintah
ini bersifat sakral – ”Di hadapan Allah dan Kristus Yesus...” (ayat 1a).
Perintah ini kian menjadi sakral di mana Paulus mengungkapkan pernyataan, ”Demi
penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya” (ayat 1c). Gagasannya seperti seseorang yang sedang bersumpah!
- Ketiga, perintah ini bersifat imperative bukan alternative. Dalam
gramatikal Yunani ditegaskan bahwa perintah untuk memberitakan firman Tuhan
bersifat wajib untuk dilaksanakan, bukan bersifat usulan atau sekedar saran.
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menekankan perintah itu dengan menggunakan partikel ”lah.” Partikel ”lah” berfungsi untuk memberi penegasan terhadap kata yang ada di depannya. Jadi,
perintah memberitakan firman Tuhan perlu untuk ditaati oleh umat Tuhan secara
seksama.
- Dan yang keempat, perintah ini harus
dilakukan dengan penuh semangat. Kata Yunani ”kerrusso” yang diterjemahkan
”beritakanlah..” (ayat 2), sebuah kata kerja yang berarti ”memproklamirkan”.
Penggunaannya untuk menunjukkan seorang utusan yang diutus oleh Raja untuk
menyampaikan berita yang sangat penting dan mendesak untuk diketahui oleh segenap masyarakat. Seorang pemberita firman Tuhan harus bersemangat dan bersuka cita saat
menyampaikan firman Tuhan. Ia juga harus menyadari bahwa dirinya adalah utusan
yang harus mewakili dan menyampaikan sesuatu dari sang pengutus, bukan
menyampaikan sesuatu dari dirinya.
2. Mendatangkan
Keselamatan (ayat 3-4).
- Alkitab
adalah berita keselamatan dan kebenaran Allah yang memerdekakan (lihat ayat 4
band. Yoh. 8:32). Firman itu harus diberitakan kepada setiap orang agar
menjadi pedoman bukan sebagai kenang-kenangan, sehingga iman mereka bertambah kian dewasa
(Rm. 10:17) dan tidak bercacat cela (1 Tim. 6:14). Barang siapa yang menerima firman
Tuhan yang didengar saat firman itu diberitakan akan menjadi "alat pacu" untuk meresponi
keselamatan dan pemateraian Roh Kudus (Ef. 1:13). Dan penghayatan terhadap firman Tuhan akan membuat hidupnya kian bertambah baik (lihat Kis. 17:11). Begitu pula dengan damai
sejahtera yang menyelubungi hati adalah hasil yang diperoleh akibat penerimaannya akan firman Tuhan.
- Timotius
memiliki seorang ayah kafir, tetapi ibunya Eunike dan neneknya Lois adalah orang
percaya yang menuntun dia kepada keselamatan (band. 2 Tim. 1:5). Firman Tuhan yang diajarkan kepadanya sejak di usia dini menyebabkan Timotius meresponi keselamatan dari Allah (baca 2 Tim. 3:15b; band. Ef. 1:13;
Rm. 10:14-15). Selanjutnya, Paulus kian melengkapi Timotius dengan pengajaran yang
benar dan pola hidup yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan (band. 2 Tim. 3:10,
14).
- Penginjil
terkenal di era tahun 70-an, Billy Graham pernah melakukan ”check sound”
sebelum kotbah KKR di stadion Wembley, Inggris. Dia menyuruh seorang ”cleaning
service” di stadion itu untuk mendengar kejelasan suaranya tanpa menggunakan
micro phone. Kemudian Billy Graham memperkatan Injil Yohanes 3:16, setelah yang
ketiga kalinya ayat itu diperkatakan oleh Billy Graham spontan pembersih
stadion itu datang menghampiri lalu tersungkur sambil menangis untuk meminta agar Billy Graham sudi membaptiskan dirinya.
3. Mentransformasikan
Kehidupan (ayat 5).
- Mari sejenak kita mencermati kisah nyata di bawah ini, sehingga segar kembali untuk mengikuti pembahasan dalam poin ini. Seorang Ateis berkata kepada seorang kepala suku di
Afrika ketika melihat anaknya sedang membaca Alkitab. Dengan sikap mengejek ateis tersebut sesumbar berkata, ”Kenapa kau ijinkan anakmu membaca Alkitab, itu buku jelek dan tidak
masuk akal,” Lalu kepala suku berkata kepada Ateis itu, ”Karena Alkitab yang telah dibacanya itu maka kehidupannya mengalami perubahan. Sebelumnya ia adalah seorang yang jahat, pemarah dan penuh kebencian, tetapi sekarang ia berubah secara drastis. Kalau dahulu, bila dia melihat kamu bersikap seperti ini, pasti kamu sudah dimakannya karena sebelumnya dia adalah
seorang penjagal manusia. Kalau
Alkitab itu buku yang jelek dan tidak baik kenapa hidupnya bisa menjadi lebih
baik?”
- Kondisi
manusia di saat Paulus menuliskan surat ini, sedang mengalami kemerosotan
moral. Ada 19 ciri kemerosotan moral yang sedang terjadi saat itu, yaitu: mencintai
diri sendiri, pendusta, sombong dan lainnya (baca selengkapnya dalam 2 Tim.
3:1-9). Paulus menegaskan bahwa kemerosotan moral itu dapat diantisipasi melalui pemberitaan firman Tuhan yang akan mentransformasikan kehidupan bagi siapa saja yang dengan segenap hati mendengarnya (2 Tim. 3:16-17 band. Rm. 10:17). Itu
artinya, tidak satu pun buku yang dapat mengubahkan hidup manusia kecuali
Alkitab.
- Tetapi
Paulus juga menegaskan bahwa upaya transformasi kehidupan itu harus dibarengi dengan cara penyampaian firman Tuhan yang baik dan benar serta keteladan hidup dari sang pengkotbah yang mencerminkan firman Tuhan
yang telah dikotbahkannya. Frase ”kuasailah dirimu dalam segala hal” (ayat 5),
memberi indikasi bahwa bahwa pengkotbah bukan semata
menguasai teknik berkotbah tetapi juga mampu menguasai prilakunya. Dalam suratnya yang lain, Paulus mengingatkan Timotius akan konsekuensi penolakan dari jemaat bila hidupnya tidak seperti yang dikotbahkannya (lihat 1 Tim. 4:16 band. 1 Kor. 9:27). Bukankah kotbah yang hidup itu adalah kehidupan dari sang pengkotbah itu sendiri? Gagasan itulah yang sedang ditekankan oleh rasul Paulus melalui teks ini, sehingga kehidupan umat Tuhan mengalami transformasi oleh pemberitaan firman Tuhan. So, preach the Word of God!
sip pak,,, hehehe tapi sekarang sulit ditemukan orang yg mau bersaksi secara oral ,,, meskipun itu sesama kristen juga ...
BalasHapusMungkin karena nggak tahu bagaimana menyampaikannya. Sudah 3 tahun ini aku konsen pada sekolah berkotbah praktis yang aku selenggarakan di berbagai kota. Mari bergabung untuk melaksanakannya di kota anda, sehingga anda akan menemukan bahwa berkotabah itu adalah hal yang tidak terlalu susah. Tuhan memberkati
HapusThat's GOod saya diberkati
BalasHapusSaya mau menjadi pengkotbah tapi sy tdk pandai berbicara ,tolong bagaimana cara belajarnya tks.
BalasHapusMari kita perbanyak membaca buku kerohanian, dan berdoa sebelum membaca, kita pasti dimampukan. Ada banyak Allah memilih hambaNya untuk pemberita firman Tuhan yang tidak mampu, tapi dia dimampukan karna tekun dalam doa serta usaha.
HapusIni no wa sy 0812 860 80 779 ,barangkali pak pdt mau membagikan ilmunya ,agar sy dpt dipakai untuk menjadi alatNYA.
BalasHapusSy seorang sintua di salah satu Gereja kesukuan dan sy sering berkotbah kekurangan sy bahwa sy harus punya catatan kecil unk memandu sy unk berkotbah!tanpa catatan sy bisa bleng!! Tol tips nya pak!! Mks sblumnya
BalasHapusCASINO ROAD - Mapyro
BalasHapusLAS VEGAS HOTEL, NV - OCTOBER 2021 - 순천 출장안마 Find your way around the 충주 출장마사지 casino, find where everything is located with 삼척 출장샵 real 사천 출장샵 dealers, and see just what's new. 대전광역 출장마사지