Sabtu, 14 Januari 2012

Kotbah Ekspositori - Apa Yang Akan Terjadi Di Tahun Ini? (Pengkotbah 3:11)


 Kotbah Ekspositori - Pdt. Rudy R. Sirait, S.Th, MA.CE

Apakah Yang Akan Terjadi Di Tahun Ini?
(Pengkotbah 3:11)


Introduksi.

            Saya prihatin terhadap beberapa orang yang mendatangi para normal untuk menerawang nasib atau mempercayai apa yang dikatakan oleh horoscop tentang sesuatu yang akan terjadi pada dirinya di tahun ini. Hati saya kian bertambah miris dengan semaraknya berbagai mass media yang ikut-ikutan mempropagandakannya, padahal negara kita adalah negara yang percaya kepada Tuhan. Lihatlah di televisi para peramal menjadi nara sumber untuk memaparkan apa hasil terawangnya tentang peristiwa yang akan terjadi di tahun ini. Melalui pesan singkat atau SMS dengan cara mengetik ”reg lalu spasi dan seterusnya” adalah cara yang paling praktis dan ekonomis untuk mengetahui nasib, perjodohan dan peruntungan.
            Tuhan adalah pencipta dan kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Segala sesuatu diciptakan tentu ada maksudnya. Untuk mengetahui sesuatu diciptakan haruslah menanyakan kepada Sang Pencipta karena hanya Dia saja yang mengetahui persis maksud dan tujuan makhluk diciptakan-Nya. Amatlah naif bila sebuah kursi menanyakan kepada kursi lainnya maksud dan tujuan ia diciptakan, apalagi menanyakan kepada makhluk ciptaan lainnya. Sebagai makhluk ciptaan maka seharusnya manusia datang menanyakan kepada Tuhan Sang Pencipta mengenai maksud dan tujuan ia diciptakan, bukan kepada para normal atau zodiak bintang. Memang ada manusia yang memiliki kemampuan untuk meramal atau menerawang, tetapi apakah hasilnya selalu benar? Alkitab berisi perkataan dari Tuhan yang tidak mungkin salah. Dan Alkitab dibukukan untuk menjadi panduan bagi umat manusia untuk mengetahui masa depan dan kepastian tentang hidupnya. Ironisnya, banyak orang yang tidak sudi melihat apa yang dikatakan oleh Kitab suci, bahkan cendrung meremehkannya isinya.

Apakah yang dikatakan oleh Alkitab perihal yang akan terjadi di tahun ini dalam kehidupan anda secara pribadi?

1.       Keindahan (ayat 11a).

-      Tuhan berjanji bahwa, ”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Bacalah dengan iman ayat 11 ini dan silahkan meng-amin-kannya, maka hal itu aakan terjadi sesuai dengan imanmu. Raja Salomo seorang yang bijaksana dan hidup takut akan Tuhan sudah menegaskan bahwa segalanya menjadi indah, pada waktu yang tepat sesuai dengan kehendak Allah. Salomo tidak menyatakan ”segalanya itu indah” melainkan segalanya saling bekerja sama sesuai dengan rencana Allah, menuju kepada kebaikan dan keindahan.
-     Alkitab menjelaskan perihal makna ”indah” dalam berbagai pengertian. Pertama, Aspek Komprehensif. Kata ”indah” mengacu pada pengertian: utuh atau komplit. Misalkan, anggota tubuh yang tidak berfungsi atau hilang satu itu diartikan tidak indah. Persembahan yang utuh dan komplit adalah persembahan yang tidak bercatat cela. Persembahan Kain tidak diindahkan oleh Tuhan, bukan karena sarana yang dipersebahkan melainkan karena Kain tidak utuh atau tidak tulus hati memberi persembahan bagi Tuhan, berbeda dengan persembahan Habel (Kej. 4:5). Keindahan pertumbuhan jasmani para taruna muda terjadi karena asupan makanan yang utuh dan komplit (band. Za. 9:17).
-      Aspek kedua adalah Aspek Kohesif. Kata ”indah” menunjuk kepada pengertian: serasi, seimbang atau harmonis. Bila dalam gerak jalan atau baris berbaris ada yang tidak serasi langkahnya maka pastinya tidak terlihat indah. Musik yang harmonis terdiri dari berbagai alat musik yang berbeda satu sama lain, baik bunyi maupun cara memainkannya. Tetapi karena dipadu secara harmonis maka menghasilkan nada yang terdengar indah oleh telinga. Begitu pula dengan kerukunan atau keharmonisan yang tercipta dalam suatu kumpulan jemaat, adalah suatu keindahan di mata Tuhan. Pantaslah bila di kumpulan seperti itulah Tuhan memerintahkan berkat dan kehidupan untuk selama-lamanya (band. Mzm. 133:1).
-      Aspek ketiga adalah Aspek Kepribadian. Kata ”indah” bukan menunjuk kepada kecantikan luar (outer beauty) melainkan kecantikan dalam (inner beauty). Keindahan atau kecantikan seorang isteri bukan semata dikarenakan mutiara yang dipakainya - outer beauty, tetapi karena kepribadiannya - inner beauty (band. Ams. 12:4; 31:10-31). Konon menurut catatan sejarah, wajahnya Paulus tidak rupawan, hidungnya besar dan tidak serasi dengan mukanya, tetapi jemaat menyambutnya sama seperti menyambut malaikat Allah (band. Gal. 4:14). Begitu pula dengan kedatangan para pembawa kabar baik (lihat Yes. 52:7: Rm. 10:15). Tentunya keindahan yang dimaksudkan di sini bukan karena wajah mereka yang rupawan dan penampilan mereka yang menawan. Bukan pula semata karena kotbah atau pesan yang disampaikannya menarik dan lucu, tetapi karena kehidupan dari pembawa kabar baik tersebut. Jadi, ”indah” yang diperbuat oleh Tuhan atas kita mengacu kepada pengertian kesempurnaan yang utuh atau keindahan surgawi yang melebihi keindahan yang bersifat jasmaniah. Dan keindahan itu menuntut suatu proses yang akan terjadi selaras dengan waktunya Tuhan. Kita harus mau bekerja sama dalam proses kerja Allah dan menyakini bahwa kelak akan menjadi indah tepat pada waktu-Nya. Bagian Tuhan akan menggenapi janji keindahan itu, sementara bagian kita menunggu janji itu untuk digenapi.
-      Sejujurnya saja, kita kerap memusatkan perhatian pada hal-hal yang salah. Kita melihat ular yang menjijikkan atau kepompong yang jelek, padahal Allah mewujudkan kupu-kupu yang indah. Kita kerap melihat suatu proses yang menyakitkan dan membosankan padahal Allah menyediakan hasil dari proses itu. Kita mementingkan bagian luar sementara Allah mementingkan apa yang di dalam hati. Camkanlah bahwa Ia akan membuat segalanya menjadi indah!


2.   Pengharapan (ayat 11b).

-     Hal yang kedua yang dikerjakan oleh Allah di tahun ini kepada anak-anak-Nya adalah memberikan pengharapan hidup. Kata ”kekekalan dalam hati” dalam ayat 11b, menunjuk kepada suatu keinginan secara terus menerus untuk mengetahui hasil akhirnya. Keinginan kuat dalam diri atau ”kekekalan dalam hati” itu rupanya berasal dari Tuhan dan merupakan anugerah dari Tuhan. Hal ini menunjuk kepada suatu pengharapan. Pengharapan adalah sesuatu yang didambakan akan terjadi. Manusia yang tidak memiliki pengharapan, mudah untuk dikuasai oleh apa yang sedang terjadi. Kehidupannya semata terfokus kepada apa yang sedang, bukan apa yang akan terjadi nantinya. Karena ia berorientasi melihat apa yang sedang terjadi dan tidak memiliki kemampuan untuk melihat hasil akhir, maka secara psikis ia mengalami kerapuhan. Akibatnya timbul perasaan gagal atau sia-sia yang mengarah kepada frustasi, depresi bahkan bisa saja bunuh diri.
-    Kata ”bahkan” dalam ayat ini menegaskan bahwa keberadaan suatu pengharapan jauh melebihi keindahan lahiriah maupun materiah yang kita miliki. Harapan adalah kekuatan yang menjamin keberhasilan hidup manusia, baik pada masa kini maupun masa yang akan datang. Seseorang yang memiliki harapan akan memiliki semangat untuk hidup. Semangat itulah yang akan memampukannya untuk terus bertahan hidup, walaupun saat itu ia sedang terapung-apung di tengah lautan lepas. Bilamana pasien sudah tidak lagi memiliki semangat untuk hidup, walaupun penyakitnya tidak parah, bahkan ditangani oleh dokter sekaliber apapun, sebenarnya ia hanya tinggal menunggu waktu untuk meninggal dunia. Bisnisman yang tidak lagi memiliki semangat terhadap bisnis yang sedang digelutinya, sebaiknya segera menghentikan dan beralih ke bisnis lain yang mana ia bergairah untuk mengerjakannya. Dalam bidang apapun, semangat itu diperlukan, karena itulah Paulus memberi dorongan agar “roh kita senantiasa menyala-nyala” untuk hidup sebagai pelayan Allah (lihat Rm. 12:11).   
-     Pengharapan juga sebagai jaminan untuk beroleh hidup kekal. Manusia tidak dituntut untuk berhasil dalam kehidupan saat ini saja, tetapi kerinduan Allah terhadap umat-Nya agar mereka juga berhasil dalam kehidupan di masa kekekalan. Di planet bumi, kita hanya hidup beberapa puluh tahun saja, tetapi milyaran tahun kita akan hidup di planet kekekalan. Pertanyaannya, sudahkan kita memiliki pengharapan yang pasti untuk menuju ke sana? Yesus adalah pengharapan bagi setiap manusia yang percaya kepada-Nya. Pengharapan kepada Yesus menjadikan manusia berdosa tidak lagi mengalami kematian kekal sebab ada janji yang pasti diberikan bagi setiap orang yang menaruh pengharapan kepada-Nya. (band. Yoh. 3:16; 14:6; Kis. 4:12). Dan pengharapan itu bukan didapatkan oleh karena usaha manusia secara pribadi, tetapi diberikan secara cuma-cuma bagi setiap manusia yang berharap kepada-Nya. Haleluya!


3.       Misteri (ayat 11c).

-       Dalam kehidupan ini selalu saja ada misteri kehidupan yang pastinya sulit untuk dimengerti secara akal budi. Dengan kemampuan akali, manusia berupaya untuk memecahkan misteri yang terjadi, tetapi nyatanya manusia tidak mampu mengatasinya. Terhadap orang yang menaruh kepercayaan kepada Tuhan, bukan berarti misteri itu ditiadakan, tetapi Tuhan memberikan kemampuan untuk menerimanya dengan penuh ketabahan.
-      Suatu misteri bukan menunjuk ketidak-adaan tetapi ketidak-tahuan. Kisah ini semoga menolong kita untuk memahami suatu misteri. Noah yang baru duduk di kelas 2, diajar oleh gurunya berhitung sampai pada perkalian angka 9. Ketika ditanya tentang perkalian di bawah angka sembilan, maka Noah mampu menjawabnya. Berapa 3 kali 5? Dengan lugas Noah menjawab, ”Lima belas.” Lalu, berapa 6 kali 7? Dengan tangkas Noah menjawab, ”Empat puluh dua.” Selanjutnya ditanya, berapa 11 kali 2? Sejenak merenung, lalu Noah menjawab, ”tidak ada!” Noah menjawab ”tidak ada” bukan karena perkalian 11 kali 2 itu tidak ada, tetapi karena dia belum diajar oleh gurunya perkalian di atas angka 9. Karena Noah "tidak tahu" maka ia menjawab, "tidak ada." Terkadang kita juga bersikap seperti Noah, kita tidak tahu tentang sesuatu, lalu kita menyatakan bahwa itu tidak ada. Hidup itu penuh misteri. Dan di tahun ini kita tidak mengetahui misteri apa yang akan terjadi, tetapi kita harus siap untuk menerimanya. Suatu misteri kehidupan memang sulit untuk dinalar, tetapi Tuhan akan memberi kemampuan bagi kita untuk menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketabahan, hingga tiba saatnya misteri itu terpecahkan dengan sendirinya. Selamat tahun baru dan selamat menerima sesuatu yang baru. Tuhan beserta kita.


2 komentar:

  1. Syalom terima kasih karena kotbah yg sangat memberkati dalam pelayanan kami. Tuhan memberkati pdt. Rudy.

    BalasHapus
  2. Puji Tuhan ,khotbah2 bpk Pdt Ruddy sangat membantu dalam pelayanan kami , tks TYM

    BalasHapus